Soto Tahu Kemasan, Soto Kuah Bening dengan Isi Minimalis

July 22, 2018


EAT AND CULINARY

SOTO TAHU KEMASAN, SOTO KUAH BENING DENGAN ISI MINIMALIS

SOTO TAHU MBAH WONGSO KEMASAN, atau lebih dikenal dengan sebutan SOTO TAHU KEMASAN. Gaung warung soto legendaris ini pasti sudah terdengar sampai di kuping para penggemar soto, ‒terutama yang berdomisili di KOTA JOGJA. Warung soto ini punya beberapa ciri khas, salah satunya menggunakan tahu sebagai toppingnya. Pak Bondan Winarno, pakar kuliner indonesia, kabarnya juga pernah bertandang, ‒semasa hidupnya dulu, dan memberikan label maknyusss. Tapi, setelah merasakan cita rasa sotonya, ternyata saya enggak sependapat dengannya...


TEMPAT MAKAN TERKENAL YANG TIDAK NISYA REKOMENDASIKAN

LHO, Kenapa nisya nggak merekomendasikan??? Eitss, baru mulai udah kepo aja...
Alasan-alasan mengapa nisya tidak merekomendasikan tempat ini bisa KAWAN RANSEL temukan di cerita sepanjang artikel. Hanya saja, nisya nggak akan menjabarkannya dalam poin-poin, karena cerita dan alasannya saling terangkai dan ada penjelasannya juga. Jadi, nisya enggak serta merta langsung menjastifikasi... Nisya harap, KAWAN RANSEL membaca dengan runtut supaya mengerti mengapa tempat ini akhirnya enggak rekomended untuk didatangi. Okey? Lets’s reads arround...

Ini kali pertama bagi nisya datang ke SOTO TAHU KEMASAN, begitu pun dengan dua rekan saya, shinta dan MAS GUNA *nama (terpaksa) disamarkan demi keserasian rima dalam kalimat #halah. Selangkah memasuki warungnya, karyawannya langsung bertanya, “Pesan berapa, pedas, sedang, atau enggak?” Kami bertiga saling pandang, sedetik kemudian langsung mengambil kesimpulan kalau cita rasa pedas langsung diracik oleh karyawannya. Untuk memastikannya, kami pun bertanya, “Di sini bisa pesan langsung pedas?” Kemudian sang karyawan menjawab, “Iya. Di sini, lombok (rawit) nya diuleg langsung. Kalau kurang pedas bisa nambah lombok (rawit) nya, tapi nguleg sendiri.” Jutek, *Kami kan nggak tau ya, jadinya nanya...

Rupanya, pertanyaan yang dilontarakan kepada para tamu itu wajar. Ya emang kayak gitu... Tapi dari situ, mood sya mulai turun, perasaan sya juga mulai nggak enak #baper. Bukan karena ditanya, tapi karena raut muka dan nada bicara karyawannya saat nanya nggak enak banget *ya emang bukan makanan makanya nggak enak. Bukan gitu maksudnya, setidaknya kalau bertanya ramahlah sedikit, senyumlah sedikit, nggak usah pasang tampang jutek. Pelayanan yang  kurang prima memang bukan alasan utama mengapa saya tidak tertarik (lagi) dengan warung ini. Tapi ini adalah alasan pertama yang menggiring penilaian minus selanjutnya dari sya. Tapi, sya tetap bertahan demi mencicipi soto yang konon legendaris ini.


Kami bertiga memesan tiga porsi soto dan minuman. Kami Kemudian memilih tempat duduk di bagian teras depan yang terang, karena menurut kami di dalam terasa pengap dan minim penerangan. Beberapa saat setelah duduk, makanan dan minuman yang kami pesan datang... Sajian SOTO TAHU KEMASAN berisi nasi dan taoge panjang, dan ditaburi daun seledri cincang. Topping yang digunakan bukan daging ayam maupun daging sapi, melainkan potongan tahu bacem, ini yang menjadi khas dari SOTO TAHU KEMASAN. Tapi, ISIANNYA YA CUMA ITU AJA... Di setiap meja disediakan sepiring daun kemangi untuk dinikmati bersama hidangan soto. Tak heran, soto ini juga punya julukan lain yaitu SOTO KEMANGI KEMASAN.

Sya pun mulai menyesap kuahnya, terasa gurih, bercampur rasa pedas... Namun setelah dinikmati, SOTO TAHU KEMASAN terasa gurihnya lebih dominan dari penyedap rasa ketimbang dari kaldu ayamnya. Rasa pedas juga lebih dominan dari merica ketimbang ulegan lombok rawitnya, asin pula... Rasa bumbunya enggak terlacak sama sekali, rasa bawang enggak, rasa kaldu juga enggak, rasa rempah apalagi, enggak sama sekali. Rasa seger juga enggak, adanya rasa asin micin sama pedas merica. Walaupun kuah soto sudah dicampur dengan ulegan lombok, tapi kami tetap bisa mengira-ngira basic bahan kuahnya, kan...

Rasa tahu bacem yang menjadi topping-nya ‒menurut sya, juga biasa aja, bumbunya kurang mantap dan kurang meresap. Sya sampai bertanya-tanya sendiri, ini soto apa sih, ini soto gimana sih, ini soto serius nggak sih... *LOL (serasa kurang percaya sama lidah sendiri). Tapi ternyata, dua kawanku juga merasakan rasa yang serupa. Shinta dan Mas Guna pun setuju dengan sya, SOTO TAHU KEMASAN ini tidak bisa dibilang ENAK. Ditilik dari sisi isian sotonya yang kelewat minimalis, juga rasa kuahnya yang enggak jelas. Ini alasan kedua mengapa sya tidak merekomendasikan makan di tempat ini.


SOTO TAHU KEMASAN menyediakan tahu bacem dan lauk tambahannya seperti iso dan jeroan sapi, serta ayam goreng, ada pula telor asin. Bila pengunjung mau nambah tahu bacem, juga bisaaa... Pengunjung tinggal mendatangi tempat meracik soto dan minta lauk tambahan yang diinginkan pada salah satu karyawannya. Di setiap meja disediakan aneka macam sate seperti sate usus, sate ati-ampela, sate gajih (koyor), dan sate telur puyuh. Sya mencoba sate ususnya, enak dan bumbunya meresap. Setidaknya, buat tambah gelo, +plus tambah rasa soto *biar enak dikit.

Shinta dan Mas Guna mencoba sate gajih dan sate telur puyuhnya. Sate gajihnya rasanya biasa saja dan kurang mantap, nggak cocok disantap bersama soto. Tapi, kalau dimakan bareng kecap, rasanya jadi tambah mantap. Kalau sate telur puyuhnya sih biasa aja, rasanya kayak yang dijual di angkringan. Selain lauk tambahan, di setiap meja juga disediakan sepiring daung kemangi dan semangkong lombok rawit rebus yang masih utuh. Seperti yang sudah disinggung di paragraf awal, lombok rawit ini untuk menambah rasa pedas. Itulah mengapa karyawannya mengatakan ‘harus nguleg lombok sendiri’. Ternyata lomboknya disajikan utuhan...


Sajian lombok rawit utuh di SOTO TAHU KEMASAN juga menjadi ciri khas tersendiri dari warung soto ini. Tapi, entah kenapa, bagiku kok penjualnya terkesan agak malas ya, karena nggak mau menyediakan sambel yang sudah jadi saja. Tapi ini pendapat sya aja sih... Di warung ini juga disediakan aneka kerupuk, keripik, dan rempeyek, ‒yang buat sya juga kurang menarik karena jenisnya nggak cocok dimakan barengan soto.

Seporsi SOTO TAHU KEMASAN dibandrol Rp. 9.000,-
Mehong? Bagi saya, IYA. Menurut sya, rasa dengan harga nggak sebanding *alasan ketiga. MAAF, bagi sya, cita rasa sotonya nggak worth it sama sekali, alias ENGGAK ENAK!

NOTE / DISCLAIMER : Saya cukup tegas dalam menilai cita rasa masakan. Sya akan bilang enak bila makanan itu enak dan layak disebut enak. Meski ada kurangnya tetapi layak, pasti tetap sya sebut enak, dengan menceritakan apa yang membuat cita rasanya kurang enak atau tidak enak. Deskripsi yang saya tuliskan berdasarkan pengalaman yang saya rasakan.


Oke, mari kembali ke review... Sate-satean yang dihidangkan harganya juga nggak kalah mehong, tiap tusuknya dihargai Rp. 4.000,-. Untungnya sebelum nyomot-nyomot sempet nanya harga dulu ke salah satu karyawannya. *untungnya daun kemangi dan lomboknya gretong. Untuk lauk pendampingnya, saya nggak tanya... *udah terlanjur jengah sama karyawannya, ogah dijutekin lagi, hehehe. Tapi prediksi saya, harganya nggak kalah mehong. Satenya aja setusuk empat rebu... Eh, minumannya juga di atas rata-rata, es teh aja Rp. 2.500,- *FYI, es teh di luar sana harganya masih dua rebuan.

Baca Juga :

SOTO TAHU KEMASAN menempati sebuah bangunan non-permanen yang terbuat dari bambu. Mulai dari dinding, tiang penyangga, sampai atapnya, terbuat dari bambu. Pemiliknya mungkin mempertahankan wujud bangunannya sama seperti pertama kali buka dulu. Tapi, plis deh, jaman sekarang gitu loh... *Menurut sya boleh mempertahankan seperti aslinya, sedikit renovasi mungkin akan membuat lebih nyaman. Suasana di dalamnya agak pengap dan gelap, tapi ada beberapa meja di teras depan bagi yang suka cahaya terang. Tempat parkirnya cukup luas untuk motor maupun mobil.


Jadi, sudah bisa menyimpulkan kenapa saya nggak merekomendasikan warung ini??? Selain tiga alasan utama, ternyata ada hal lain yang membuat saya nggak merekomendasikan warung ini...

Pernah makan di SOTO TAHU KEMASAN?
Tidak setuju dengan saya? Nggak apa-apa, sah-sah aja kok... (santai aja)
Siapa pun kamu, ‒yang pernah makan di sini dan cocok dengan cita rasa soto ini, tetap BOLEH menyebut soto ini enak. Paling cuma sya nyinyirin gini, Lidahmu sehat? Hehehe... Misalnya, ada teman sya yang menyebutnya enak, bahkan sering datang lagi. Banyak juga food blogger yang menyebut rasa soto ini enak, *semoga aja mereka enggak bohong. Kamu pun boleh mendatangi tempat ini jika tidak percaya dengan lidah saya dan tulisan saya. Jangan percaya... PERCAYA HANYA DENGAN TUHAN YME...

#

Jajan di sini lagi?
Sorry, NO. NEVER...

Sekian review dan cerita dari sya, semoga berguna bagi para pembaca...
MOHON MAAF jika ada salah-salah kata atau kalimat yang menyinggung. Saya tidak bermaksud untuk menjelekkan warung ini, semua yang saya tulis bersarkan temuan dan pengalaman sya di lapangan. Semoga tulisan saya bisa jadi bahan koreksi dan introspeksi.

SOTO TAHU KEMASAN
Jl. Ring Road Selatan, Singosaren, Banguntapan, Bantul, DIY.

‒ Teks dan Foto oleh : Nisya Rifiani / Juli 2018 ‒
:: Don’t copy any materials in this blog without permission ::

You Might Also Like

4 comments

  1. Pas baca judulnya, aku mikirnya tahu nya itu tahu kemasan yg ntah instan ato gmn mba :p. Tp tahu bacem ya ternyata. Aku agak ga bisa bayangin tahu bacem dijadiin soto :p

    Ga pgn nyoba sih abis baca ini :p. Dan setuju ama kamu, tempat semi permanen gitu, hrg 9000 utk daerah jogja mahaal sih. Solo aja sotonya mah lbh murah. Tempatnya juga udh beneran permanen. Tapi yg bikin aku males kesana, pas tau pelayanannya juga jelek. Duuuuh apalagi yg mau dibanggain kalo rasa ga enak, tempat bikin males, staffnya judes hahahaha.. Maaap.. . Kapan2 deh ksananya :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, tahu bacem.. Tapi nama "kemasan" sebenernya diambil dari nama jalan / lokasi warungnya sebelum pindah lokasi yang sekarang...
      .
      Aku kesana siang menjelang lunch. Kata temenku, kalau pagi rasa sotonya enak, tapi kalau siang udah nggak enak, karena kuanya sering di-jog (bahasa jawa, diisi ulang). Denger penjelasan temenku itu aku makin nggak mau mampir, masa jual soto rasanya nggak konsisten...
      .
      Tapi soto ini sering direkomendasikan sama beberapa foodgramer / blogger di jogja lho mbak

      Delete
  2. Ebusettt lg browsing ttg soto ini, eh nyasar kemari. wkwkwk

    ku baru nyicip soto ini tempo hari. Memang ga istimewa sih menurutku juga. Level "lumayan" buatku, karena cuma pakai tahu bacem tanpa daging, tapi masih well rasanya.

    Tapi begitu dikasi kemangi, bubarlah sudah. wkwkwkwk menurutku soto dikasi kemangi ga ada cocok2nya. dan iya, kyknya pedesnya lebih berasa merica gt ya drpd cabenya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Asyique di-BW blogger famous... :)
      .
      Aku baru aja dapet omongan dari temen2 ternyata kalau mulai siang, kuahnya itu sering dijog-in (ealah bahasaku kok aneh ya), itu lho ditambah2 in kuahnya...
      .
      Betul rasanya merica, rasa bumbunya ilang kemana deh, mengalir bersama kenangan #eh
      .
      Kalau aku lumayan suka soto +kemangi, tapi kadang2 aja dan nggak banyak makan daunnya...

      Delete

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe