Soto Ndeso Mbah Sastro, Jujugan Tak Terduga Saat Perburuan Makan Siang

October 14, 2018


EAT AND CULINARY

SOTO NDESO MBAH SASTRO
JUJUGAN TAK TERDUGA SAAT PERBURUAN MAKAN SIANG


Langit tak begitu terik tatkala saya dan shinta berada dalam perjalanan berburu kudapan siang di sela-sela waktu istirahat. Kami berdua menuju kawasan Berbah, Sleman, rencananya akan mencari tempat makan  yang belum pernah kami kunjungi sebelumnya. Aku dan Shinta berhenti di sebuah kedai yang tampaknya seperti kedai soto. Kami tertarik dengan visual kedainya yang terlihat berbeda dengan kedai soto lainnya. SOTO NDESO MBAH SASTRO, begitu yang tertulis di salah satu papan kedainya. Seusai diskusi kecil, kami memutuskan untuk mengunjungi kedai soto tersebut, kebetulan perut kami juga sudah keroncongan. Laju kendaraan tunggangan shinta masuk ke area kedai, kemudian ia memakirkan motor di pekarangan depan yang tidak terlalu luas.

Kedai Soto Ndeso Mbah Sastro menempati sebuah rumah bergaya lama. Seharusnya tampilannya sederhana saja, tapi menjadi lebih berkesan karena dekorasinya yang unik nan nyentrik, dan bernafas tradisional ‒tersebar di penjuru kedai sepanjang mata menyapukan pandangan. Pengunjung tidak makan di dalam rumah, tetapi di luar rumah, pengelola menyediakan beberapa meja di luar dengan payung besar yang menaunginya. Ada sebuah gazebo yang ukurannya tak terlalu besar, digunakan untuk tempat makan lesehan. Kedai SOTO NDESO MBAH SASTRO berada tepat di tepi parit, dikepung jajaran tanaman dan pepohonan rimbun yang meneduhkan, udaranya juga terasa segar. Gemericik air yang mengalir menambah ketenangan dan kenyamanan. Hanya kami berdua saja yang datang saat itu, tidak ada tamu lain.



Saya dan Shinta pun lantas turun, lalu segera mendekat ke tempat pesanan yang masih satu area dengan gerobak soto. Sebuah sepeda putih beraksen pink nangkring di bagian depannya, rupanya merupakan bagian dari dekorasi. Kami memesan dua porsi soto, ditambah tempe goreng tepung dan sate uritan, dalam satu tusuk terdiri dari ati, usus, ampela dan uritannya. Shinta memilih es jeruk sebagai pelepas dahaga, saya sendiri lagi kepingin yang beda dari yang biasanya, jadi saya mencoba es kunir asam. SOTO NDESO MBAH SASTRO menyediakan aneka gorengan dan sate-satenya sebagai teman makan maupun camilan sebelum menyantap menu utama. Kami tak perlu menunggu lama sampai pesanan kami diantarkan...

Pelayan datang membawa baki berisi soto, minuman, dan sepaket keranjang terdiri dari kecap, sambal, dan potongan jeruk nupis. Soto disajikan dalam mangkuk yang terbuat dari bathok (tempurung) kelapa berukuran sedang, tapi isinya cukup penuh. Soto terdiri dari, ‒tentu saja ada nasi, di atasnya ada soun, taoge, kol (kubis), irisan tomat, dengan topping suwiran daging ayam kampung di atasnya. SOTO NDESO MBAH SASTRO menambahkan tahu bacem yang dipotong dadu berukuran kecil-kecil banget, lalu ada sepotong lenthok berwarna kuning keemasan khas gorengan. Untuk melengkapinya, soto diberi taburan irisan daun seledri segar dan bawang merah goreng. Kuah sotonya sendiri berwarna coklat bening, dan teksturnya tidak terlalu kental.


Saya tergesa menyantap lenthok pada suapan pertama, setelah menambahkan sedikit sambal dan air perasan jeruk nipis tentunya. Biasanya, tekstur lenthok akan berubah menjadi lembek jika terendam kuah lama-lama, dan saya tydac syukaaa... *Makanya harus buru-buru dimakan. Selanjutnya, saya menyesap kuahnya, sedikit-sedikit. Seperti tipikal kuah bening pada umumnya, SOTO NDESO MBAH SASTRO rasanya ringan (lite) dan segar, apalagi saya tidak menambahkan kecap di dalamnya. Beda dengan shinta sang pemuja kecap, nggak bisa makan tanpa kecap, dia menuangkan banyak kecap ke mangkuk sotonya hingga warnanya berubah menjadi hitam pekat.

Harga SOTO NDESO MBAH SASTRO terbilang murah, lima ribu rupiah sadja untuk soto porsi kecil, delapan ribu rupiah sadja untuk soto porsi sedang. Yang kami pesan soto porsi sedang dan itu cukup untuk mengganjal perut kami yang tengah kelaparan saat itu. Minuman yang ditawarkan Kedai SOTO NDESO MBAH SASTRO nggak cuma es/wedang teh atau jeruk saja seperti di warung soto kebanyakan. Kawan Ransel juga bisa memilih aneka minuman tradisional seperti beras kencur, atau kunir asam, ada pula kopi yang cocok dinikmati pagi hari. Kunir asam yang saya pesan rasanya tidak seperti jamu, saat disesap rasanya cenderung lebih ringan, tekturnya pun tidak terlalu kental.


DEKORASI INSTAGRAMABLE SOTO NDESO MBAH SASTRO

Kedai SOTO NDESO MBAH SASTRO yang sudah berjualan lebih dua tahun yang lalu ini mengusung tagline “The Show Never Ending Soto. Baru-baru ini tempat ini hits kembali karena diunggah oleh salah satu akun instagram oleh foodgramer, saya pun sempat mengunggah beberapa foto di foodgram saya, @cempluque_kulineran. Padahal, sebelumnya, selain masyarakat sekitar, kedai soto ini juga sering dikunjungi para goweser yang menjelajah sampai daerah Berbah. Selain sotonya yang segar, harganya murah, tempatnya nyaman, dekorasi kedai ini pun instagramable banget.

Baca Juga :

Saya dan Shinta belum sadar ketika pertama kali datang. Padahal, papan penunjuk yang tegak menengadah di pinggir jalan itu begitu dekoratif. Bukan sekedar pancang dengan papan biasa, ornamennya terbuat dari kayu, bagian tengahnya sengaja dipasang kaca transparan, lantas diisi dengan bathok kelapa yang belum dihaluskan. Kitiran gareng petruk yang dicat warna-warni pun menghiasi bagian atasnya. Memasuki area Kedai SOTO NDESO MBAH SASTRO, kita harus melewati jembatan kecil di atas parit. Hati-hati, jalan masuknya sedikit menurun...



Hiasan-hiasan yang memanfaatkan limbah rumah tangga yang tak terpakai lagi memperelok sudut-sudut Kedai SOTO NDESO MBAH SASTRO. Meja dan kursi besi tak luput dari sasaran dekorasi: dicat warna-warni, ditulis secarik kata, alinea, atau gambar sederhana. Di bagian samping dekat gazebo ada sepeda tua berkarat yang diletakkan begitu saja. Ada lagi sebuah becak dengan dominan warna merah, juga hanya diletakkan di bagian depan dekat tempat makan. Dandanan menarik yang ditampilkan kedai ini rupanya tak terlepas dari pemiliknya yang merupakan seniman jebolan universitas ternama di Kota Pelajar.

Putusan saya dan shinta memilih warung ini sebagai jujugan makan siang kala itu rupanya cukup tepat. Sajian sotonya memuaskan, didukung oleh suasanya yang nyaman dan dekorasi yang cocok banget buat foto-foto.
 
SOTO NDESO MBAH SASTRO juga menyediakan toilet, cukup bersih kondisinya. Menurut saya parkir kendaraan di pekarangan rasanya bukan ide yang bagus, menambah kesan padat di area kedai. Selain itu, putar baliknya sepertinya juga cukup sulit. Tapi saya nggak tahu tempat parkir lain, apalagi saat kedai ramai, atau kedatangan rombongan goweser. Mungkin, lahan kosong di pinggiran jalan sebelum masuk ke area kedai bisa dimanfaatkan untuk lahan parkir, cukup untuk ditempati beberapa motor dan mobil.


SOTO NDESO MBAH SASTRO buka mulai jam 7 pagi, sampai jam 12 siang. Pantas saja waktu kami datang, tidak ada pengunjung lain selain kami. Kalau KAWAN RANSEL tertarik mencoba soto ini, saya sarankan untuk datang pagi-pagi atau menjelang siang, biasanya setelah jam 12 siang bakulnya sudah mulai siap-siap kukutan.

SOTO NDESO MBAH SASTRO
Jl. Krikilan-Berbah, Krikilan, Berbah, Sleman, DIY.
Jam buka : 07.00 – 12.00 WIB. Libur setiap hari senin...

[ Map ]



 Jadi ketagihan deh makan soto di sini, sambil foto-foto tentunya...
Kali lain, KAWAN RANSEL ada yang mau nemenin anyone???

‒ Teks oleh : NISYA RIFIANI / Oktober 2018 ‒
‒ Dokumentasi Foto Oleh : Nisya Rifiani & Shinta Wuri H. ‒
:: Don’t copy any materials in this blog without permission ::


You Might Also Like

40 comments

  1. Serius demi apa, ini tempat makan dan penyajian sotonya kece banget, tapi kok cuma dari jam 7 sampe jam 12 siang doang ya mbak? cuma bisa sarapan doang dong hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu baru beberapa sudut, sebenernya masih banyak sudut lainnya sih. Iya, cuma buka pagi aja, buat sarapan.. aku aja kesiangan dan waktu itu warungnya nyaris tutup

      Delete
    2. Sekarang buka sampai jam 2 siang mba.. hehehe sekedar info saja.. nuwun

      Delete
    3. Wah asyique dong kalo gitu, bisa ke sana pas jam makan siang. Thanks infonya ya kakkk... :)

      Delete
  2. Soto + sate jeroan pancen paling joss.. haha

    ReplyDelete
  3. Waaa..tutup e gasik ya mba.Penasaran aku pengen nyobain...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan tutup gasik sih mb, emang jam bukanya segitu... Bakulnya menyasar untuk breakfast (sarapan) sama brunch (breakfast-lunch). Jadi klo mau nyobain kesininya pagi aja...

      Delete
  4. admin suka sama soto ya?
    pantesan ya .....

    ReplyDelete
  5. Maem soto sama es kunir asem? Kayaknya enaak ya...warna kunir asemnya bikin haus... Kapan-kapan nyoba ah..semoga ga kesasar...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Paduan yang berbeda, mbak. Biasanya kan minumnya es teh atau jeruk gitu ya... Ada mapsnya kok mbak, tinggal ikuti aja... :)

      Delete
  6. Jam buka nya limited ya, hanya jam 7 sampe jam 12 siang. Kudu bener-bener diagendakan kalau kesana biar gak ketiwasn sampai sana tapi sudah tutup.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, pagi lagi, jadwalkan aja kalau mau ke sana, jangan sampe kecele...

      Delete
  7. Iya ih cakep2 spotnya. Penampakan sotonya juga layak tayang bangeet.. sayang jauhnya tak terhingga dari rumahku, huhuuuu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masih ada beberapa spot lagi yang ciamik, pengen majang tapi kasian yang baca bisa bosan liat fotoku... Heemmm, ini mah jaoohhh banget dari rumahe mak yo...

      Delete
  8. Manis banget tampilan sotonya. Aku suka makan soto, tapi kalau jauh jauh agak galau. Nanti kalau ada yang ajaklah boleh mampir sini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sayangnya tempatnya jaoh dari rumahmu min~
      Aahhh, miss mini, kode pengen dijak ini mah, wkwkwk...

      Delete
  9. Kenapa aku siwer bacanya Soto Dian Sastro ya. Wkwkwkwk. Mungkin gara-gara inget film Aruna dan Lidahnya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lha kok bisa jadi dian sastro maakkk?? Hahaha, iya nih kayaknya kurang fokus dan terpengaruh film-film...

      Delete
  10. Mbak ini dimana ya?enak bngt kaya nya.. blh donk kpn2 ksana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Duh, mak, kan ada lampiran alamat dan mapsnya lengkap ituuu~ cek di google maps aja...

      Delete
  11. Makanan dan suasananya khas desa ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tempatnya juga bener-bener di desa kok, mbak, jadi cucok deh ini...

      Delete
  12. Ya ampun ada lenthoknya yaa ... Suka bangetttt 🤓👭

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, tapi cuma secuil doang dan (kayaknya) nggak bisa nambah kayak di warung soto lainnya...

      Delete
  13. ADUUUUUH WAGELASEH GAWAT GAWAT GAWAT. Ini komen subuh2, ntar jadi pengen langsung nyobain sarapan di sanaaaa akkkk tergoda soto dan jerooaaaaannn

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ngahahaaa, salahe mocone esuk-esuk. Yaudin agendakan aja cuss ke sana... :)

      Delete
  14. jogja surganya sotoooooo, dan kenapa nama soto itu rata-rata yang pake nama MBAH biasanya enak ya? hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah iyaaa sih, kalau soal nama kurang tahu nih... Mungkin karena njawani dan cocok dijadikan nama warung soto...

      Delete
  15. Kok fotomu bagus sih shay, bagi tips motret angle yang bagus duonkk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mak Vee... yang biasa motret kan kamoohhh...
      Aku pun lagi belajar nih dari office-mate akoohhh...

      Delete
  16. Murah banget ya 5 ribu. Aku jadi ingat soto batok dekat candi Sambisari. Mirip ya kayaknya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Muree, tapi mendingan yang 8 ribu sih agak kenyagan. Iya bener mirip, bund...

      Delete
  17. wiii ga ajak ajak nihhh~
    besok aku mau diajak makan soto ah juga sama mba nisyaaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini semacam kode atau maksa biar diajak makan soto??? Wkwkwk...

      Delete
  18. Bisa jadiin tempat makan rekomendasi pas main ke Berbah nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi jangan lupa bukanya pagi aja loh bund, senin juga libur... :)

      Delete
  19. wa inii kesukaanku ni soto. Model soto yg pakai bathok begini rasanya light jadi cocok buat sarapan. Kapan2 nyoto bareng yuk Nisy.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lho manda juga suka soto??? Ayoklah, kalau sama aku agendakan ya manda, bukan sok syibuk, tapi aku pelupaaa... hhahaha...

      Delete

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe