Pantai Tanjung Kasuari, Pesona Alam Pantai Papua yang Khas dan Berbeda

May 29, 2018


TRAVEL AND ADVENTURE

PANTAI TANJUNG KASUARI,
PESONA ALAM PANTAI PAPUA YANG KHAS DAN BERBEDA


Suatu waktu ketika melakukan perjalanan liputan ke Kota Sorong, saya menyempatkan waktu untuk mengunjungi salah satu wisata pantai yang ada di sana, yakni PANTAI TANJUNG KASUARI. Kata kawan saya, ini pantai paling ngehits dari jaman dahulu kala hingga sekarang. Pantai favorit ini yang sangat populer dikunjungi oleh wisatawan, ‒baik dalam maupun luar negeri.

Meski namanya demikian, tapi nyatanya lokasinya tidak berada persis di Tanjung Kasuari. Pantainya justru berada di teluk di balik Tanjung Kasuari. Pantai Tanjung Kasuari jaraknya hanya sekitar tujuh kilometer dari Kota Sorong, perjalanan ke sana dapat ditempuh kurang dari 30 menit. Di sepanjang garis pantai tersebut, ternyata tidak hanya ada satu wisata pantai saja. Tapi ada “pembagian wilayah” pantai, namanya berbeda dan pengelolanya pun berbeda satu sama lain. Tiap-tiap pantai menyuguhkan kekhasan tersendiri. Saya dan rombongan memasuki salah satu kawasan pantai, sayangnya lupa kawasan yang mana. Tiket masuk ke kawasan pantai sekitar Rp. 50.000,- per orang.


PANTAI TANJUNG KASUARI BERPASIR PUTIH, SEDIKIT KECOKLATAN.
DI SIANG HARI, PANTAI INI BEGITU TEDUH, SUASANANYA PUN SEJUK, ‒MESKI CUACA PANAS KARENA PANTAI INI BERADA DI JALUR KHATULISTIWA. BENTANG PANTAI CUKUP PANJANG, DI GARIS PANTAI TUMBUH POHON-POHON BERDAUN RIMBUN. KAPAL NELAYAN YANG TIDAK LAGI DIGUNAKAN, BERSANDAR DI TEPIAN DIANTARA PEPOHONAN. PADA BEBERAPA TITIK DI PANTAI TERDAPAT BATUAN KARANG YANG MENAWAN. BANGKU-BANGKU KAYU DISEDIAKAN KHUSUS UNTUK PARA PENGUNJUNG.

Di pantai ini kita bisa berenang. Tenang saja, walaupun pantai ini berhadapan dengan laut lepas, tapi ombak tidak terlalu besar dan tergolong aman. Bagi yang datang siang hari, bisa berteduh di bawah rindangnya pepohonan. Menjelang sore, berjemur di atas pasir adalah kegiatan yang tepat karena matahari tidak lagi terik. Snorkeling di sekitar area terumbu karang mungkin jadi pilihan lain. Oh, ya, jangan lupa berfoto di area gundukan karang.

Saat berkunjung kemari, hanya rombongan kami yang terlihat, pantai ini serasa milik pribadi. Eh, ada sepasang muda-mudi yang membersamai kami menikmati suasana pantai ini. Tapi mereka begitu cepat menghilang sesaat setelah kami datang, seolah kami mengusik keasyikan mereka, hehehe. Mungkin karena kami datang pada saat weekday, jadi pantai sangat sepi. Tapi beda ceritanya pada saat akhir pekan atau hari libur, pantai ini akan ramai dikunjungi para wisatawan.


Saya tidak berenang, tidak snorkeling, tidak berjalan menyusuri garis pantai, ‒seperti yang biasa sya lakukan ketika liburan ke pantai. Sya memilih bermain-main saja di tepi pantai, di bawah terduhnya pepohonan di sana, mungkin rimbunnya daun-daun yang membuat suasana jadi begitu syahdu. Eh, tapi, sya sempet heran kenapa bukan pohon kelapa yang tumbuh (baca: ditanam), tapi malah pohon ketapang kencana. Mungkin karena itu pantai ini berbeda dengan tempat yang lain. Sebenarnya saya ingin rebahan di atas pasirnya, tapi sat itu tidak membawa baju ganti. Dan tidak membawa tikar untuk alas tidur, hmm, sayang ya...

Daun-daun pohon ketapang kencana yang sudah gugur banyak berserakan, banyak rumput laut liar yang terdampar di pinggiran lautan, mengesankan pantai ini kotor dan kurang terawat. Seharusnya air laut di sana berwarna biru jernih, hampir tembus pandang. Tapi, gambaran itu sirna begitu saja, karena ada penambangan pasir pantai yang lokasinya tak jauh dari sana. Akibatnya, air laut berwarna keruh kecoklatan. Sayang, keasriannya tidak terjaga karena adanya kegiatan penambangan itu.


Well, menurut sya pribadi, dibanding pantai yang saya kunjungi kali ini, banyak deretan pantai yang lebih indah di Gunungkidul. Pantai Tanjung Kasuari, (ternyata) tidak seindah yang diceritakan di laman-laman web, ‒khususnya pada bagian pantai yang saya kunjungi. Mungkin, pantai lebih yang indah itu berada bagian di lain, atau letaknya tersembunyi. Itu artinya saya kurang jauh mainnya, haha! Tak ada salahnya menyempatkan diri kemari dan mencari pantai indah lain di sekitarnya. Selamat berburu pantai indah...


‒ Teks oleh : Nisya Rifiani / Mei 2018 ‒
‒ Dokumentasi Foto oleh : Shinta Wuri Handayani ‒
:: Don’t copy any materials in this blog without permission ::

You Might Also Like

2 comments

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe